RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Komisi VI DPR RI mengadakan rapat virtual dengan holding BUMN Farmasi yaitu Bio Farma, Kimia Farma, Indo Farma dan Phapros yang langsung dihadiri para Direktur Utama BUMN farmasi tersebut.
Dalam rapat yang digelar Selasa (21/4/2020) tersebut, terungkap bahwa ternyata pengadaan bahan baku obat selama ini di industri farmasi Indonesia 90% impor dari luar negeri, termasuk untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemic Covid-19.
Menanggapi hal tersebut anggota Komisi VI DPR RI, Chairul Anwar, berharap pandemi Covid-19 ini menjadi moementum kemandirian industri farmasi Indonesia, terutama BUMN Farmasi yang menjadi andalan pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini.
“Momentum Covid-19 ini kami berharap menjadi langkah besar untuk industri farmasi terutama BUMN Farmasi untuk bisa menjadi mandiri terutama dalam pengadaan bahan baku obat yang selama ini sangat tergantung impor, padahal Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam yang bisa dijadikan bahan baku obat. Kami di DPR siap untuk membantu dari segi regulasi dan daya dukung anggaran untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi terutama BUMN Farmasi. Kami juga berharap agar pemerintah membuat langkah konkret dan membuat konsep untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap impor bahan baku obat,” ungkap Chairul dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual Komisi VI dengan BUMN Farmasi tersebut.
Terkait penananganan pandemi Covid-19, Chairul meminta agar BUMN Farmasi harus mengambil peran besar dalam mengenandilan Covid-19.
“BUMN Farmasi harus mengambil peran besar dalam pengendalian Covid-19. Saya juga berharap pemerintah memberikan support kepada industri farmasi terutama BUMN Farmasi. Saya juga berharap insentif yang dialokasikan pemerintah dalam bidang kesehatan sebesar 75 triliun dapat melibatkan industri farmasi, terutama BUMN Farmasi. Selain itu insentif daya dukung industri sebesar 70 triliun berupa insentif pajak, penghapusan bea masuk terkait obat dan alat kesehatan juga bisa diberikan kepada industri farmasi agar bisa memaksimalkan penanganan Covid-19 dalam pemenuhan obat dan alat kesehatan,” jelas politisi PKS asal Riau ini.
Selain itu juga Chairul berharap agar pemerintah memperhatikan dan menindak oknum-oknum yang memanfaatkan kondisi Covid-19 dalam permainan obat dan alat kesehatan sehingga harga menjadi sangat tinggi.
“Saya berharap BUMN Farmasi menjadi pelopor dalam pencegahan permainan obat dan alat kesehatan. Peran BUMN Farmasi harus dirasakan dalam menangani Covid-19 ini. Selain itu saya juga berharap agar pemerintah betul-betul memperhatikan kemandirian kita dalam industri farmasi. Momentum Covid-19 ini membentuk ketahanan dalam bidang kesehatan yang juga merupakan bagian dari ketahanan dan kedaulatan bangsa Indonesia,” tutup Chairul.